Rabu, 24 Juni 2009

KETIKA musisi lain berlomba-lomba membuat sensasi untuk mendongkrak kariernya, penyanyi yang albumnya terjual lebih dari 10 juta keping di penjuru dunia ini justru adem ayem saja. Baginya, lebih baik mencipta lagu daripada mengumbar masalah pribadinya. Akan tetapi, kehidupan perempuan berdarah Inggris ini ternyata tidak melulu manis. Sebelum sukses di dunia tarik suara, ia sempat berhenti sekolah karena disleksia.

Jocelyn Eve Stoker, lebih dikenal sebagai Joss Stone, dilahirkan di Dover, Kent, Inggris, pada 11 April 1987. Ia adalah seorang penyanyi sekaligus penulis lagu beraliran soul dan R&B, yang memulai debut di jalur musik lewat sebuah album multiplatinum bertajuk The Soul Sessions (2003).

Meskipun saat itu usianya masih belia, Stone menunjukkan kualitas vokal yang luar biasa, sehingga sejumlah musisi legendaris seperti Mick Jagger, Donna Summer, Chaka Khan, Smokey Robinson, serta Gladys Knight, tidak ragu-ragu untuk bernyanyi bersamanya.

Stone, anak ketiga dari empat bersaudara hasil perkawinan Richard dan Wendy Stoker, menghabiskan masa remajanya di Ashill, sebuah desa kecil di Devon. Ia pertama kali menunjukkan kebolehan saat membawakan sebuah lagu berjudul Reet Petite milik Jackie Wilson, ketika tampil di Uffculme Comprehensive School, tempat ia mengenyam pendidikan.

Namun, akibat disleksia yang dideritanya, Stone terpaksa meninggalkan bangku sekolah saat usianya menginjak 16 tahun. Kelainan itu membuat perempuan pemilik tembang Fell in Love with a Boy ini tidak mampu membedakan huruf secara benar, sehingga mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis.

''Bukan karena aku bodoh. Aku hanya sedikit disleksia dan tidak benar-benar tertarik dalam bidang akademis. Aku merasa lebih artistik,'' ujar Stone dalam sebuah wawancara.

Pada mulanya, Stone menceburkan diri ke dunia musik karena alasan ekonomi. Ia bernyanyi untuk mendapatkan uang. Sekitar tahun 2000, perempuan yang pernah menjadi penyanyi latar Britney Spears ini mengikuti sebuah kontes bakat bertajuk Star for a Night di stasiun televisi BBC. Saat audisi berlangsung, ia sempat tidak bisa mengingat lirik lagu yang dibawakan, meskipun akhirnya terpilih sebagai kontestan.

Stone ternyata berhasil memenangkan kontes tersebut, sehingga kemudian diminta bernyanyi dalam sebuah pertunjukan amal. Performanya itu menarik perhatian beberapa produser London, yang langsung menghubungi Steve Greenberg, seorang chief executive officer S-Curve Records.

Suara emas yang keluar dari mulut gadis remaja itu rupanya mampu membuat Greenberg terpukau, sehingga ia langsung meminta Stone untuk menandatangani kontrak. ''Ketika pertama kali mendengarnya bernyanyi, aku benar-benar tidak percaya suara sedahsyat itu keluar dari mulut gadis berusia 14 tahun. Hal itu tidak masuk akal,'' ungkapnya suatu kali.

Akan tetapi, Stone mampu membuktikan dirinya benar-benar musisi berbakat. Album perdananya, The Soul Seasons (2003), berhasil memasuki posisi lima besar album terbaik di Inggris, serta masuk ke dalam top forty tangga lagu Billboard 200. Album ini juga memenangkan triple platinum dari British Phonographic Industry dan gold dari Recording Industry Association of America.

Album kedua Joss, Mind, Body & Soul (2004), dengan salah satu hit berjudul You Had Me juga mendapat sambutan yang tak kalah baik. Album beserta hit tersebut berhasil meraih nominasi dalam Grammy Award 2005, sementara Stone sendiri dinominasikan sebagai ''Best New Artist''.

Album terakhir Stone, Introducing Joss Stone, dirilis pada Maret 2007 lalu, dan mendapatkan gold status dari RIAA. Selain bernyanyi, penerima dua BRIT Award dan satu Grammy Award ini juga menjajal kemampuan di dunia akting, lewat perannya sebagai penyihir Angela di sebuah film petualangan fantasi Eragon (2007).

Sementara itu, album terbaru Stone berjudul Colour Me Free rencananya akan dirilis Juli mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar